20130309
Resepsi pernikahan seorang teman KKN, Hestya, menjadi awal perjalanan menuju pantai Sadeng, pantai yang selama ini diketahui sebagai pantai paling timur di Gunungkidul dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ternyata tidak seperti yang awalnya dibayangkan. Jarak antara Wonosari sampai tempat resepsi di Bedoyo, Ponjong, dengan jarak antara Bedoyo sampai pantai, ternyata lebih jauh dari Bedoyo sampai ke Sadeng. Namun perjalanan jauh dengan motor tak begitu terasa jauh karena jalanan aspal yang halus mulus sepanjang perjalanan dan pemandangan di kiri-kanan jalan.
Sekitar 2 kilometer menjelang sampai pantai Sadeng, di jalanan yang menurun, di sebelah timur jalan terbentang lembah yang dulunya adalah Bengawan Solo, sehingga dikenal sebagai Bengawan Solo Purba. Di jalanan yang menurun dan sempit, perlu kewaspadaan tinggi dalam berkendara, agar keselamatan selalu terjaga. Pemandangan lembah Bengawan Solo Purba dari tepi jalan tampak sangat indah, apalagi jika cuaca sedang cerah, di saat menjelang sore hari, saat sinar matahari sudah tak terlalu terik. Pancaran sinar matahari menerangi hijaunya lembah yang dimanfaatkan sebagai sawah dan ladang oleh masyarakat sekitar.
Jalan menurun menjelang sampai pantai.
Pantai Sadeng seperti layaknya pantai-pantai di Gunungkidul lainnya : berpasir putih. Bedanya, selain sebagai obyek wisata, pantai Sadeng juga merupakan pelabuhan nelayan yang cukup besar di wilayah D.I. Yogyakarta. Banyak perahu-perahu nelayan bersandar, yang terlindung dari besarnya deburan ombak laut selatan. Pemecah ombak dengan panjang sekitar 100 meter menjorok dari sisi timur pantai menuju sisi barat. Dengan lebar sekitar 3 meter, pengunjung pantai bisa berjalan di atasnya, bahkan sepeda motor pun dapat lewat di atasnya. Bagian perairan yang masih terbuka di sisi barat pantai menjadi akses perahu nelayan yang keluar-masuk pantai.
Beberapa warung kecil menyediakan menu makanan khas pantai, tentu saja dengan lauk ikan dan sambal yang pedas. Jika beruntung, bisa pula dijumpai warung yang menyediakan olahan lobster yang dibanderol 70ribu hingga 90ribu rupiah, tergantung dari besarnya si lobster. Saat nelayan baru saja datang, pengunjung pantai bisa saja ikut pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) di pantai tersebut.
Ya, letaknya memang sangat jauh, kira-kira 80-90 km dari kota Yogyakarta. Jika menggunakan kendaraan umum, dari kota Jogja bisa naik bus arah Wonosari. Kemudian di terminal Wonosari bisa memilih bus jurusan Baran atau yang langsung ke Pracimantoro (Wonogiri). Namun lebih asyiknya memang menggunakan kendaraan pribadi, karena kita bisa berhenti untuk menikmati pemandangan yang ada sesuka hati kita.
Nikmati…
belum pernah kesini euy
LikeLike
Saya juga belum pernah ke sini :)
LikeLike
Ya kapan-kapan main-main lah ke pantai ini. Dijamin suka. :)
LikeLike
Pengen kesini…nice post…salam…
LikeLike
Mari, Mas. Pantai di Gunungkidul selalu menarik.
LikeLike
Pantai sadeng memang benar2 sangat bagus mas….,tetapi jalan nya kurang lebar,,, semoga kedepannya nantinya jalan bisa di per lebar biar lebih mudah……!!!!
LikeLike
Iya, Mas. Tapi yang mungkin susah itu kalo pas jalannya ada di tengah2 désa atau yang pas di sampingnya ada pemandangan Bengawan Solo Purba itu, kan sebelah bukit, sebelah jurang. Héhéé..
LikeLike
maaf mau tanya..di TPI Sadeng itu ada alat tangkap apa saja ya mas?
LikeLike
Waduh, kalo yang detil saya kurang tahu, Mbak. Kalo sepenglihatan saya sih ya cuma perahu motor tradisional itu, meskipun bahannya sudah dari fiber, bukan lagi kayu.
LikeLike
oke mas terimaksah
LikeLike